Selain melibatkan pasukan khusus berkualifikasi tinggi dari Navy SEALs, operasi pemburuan dan penyerangan Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, juga melibatkan berbagai teknologi tinggi. Bahkan, operasi militer yang dilakukan pada Senin (2/5/2011) dini hari waktu Pakistan itu sangat bergantung pada keakuratan informasi yang diperoleh dari berbagai perangkat teknologi ini.
Sejak Badan Pusat Intelijen AS (CIA) berhasil melacak tempat tinggal Abu Ahmed al-Kuwaiti—kurir utama Osama di Abbottabad, Agustus 2010—CIA menggandeng dua lembaga intelijen lain untuk mengawasi rumah yang terletak tak jauh dari Akademi Militer Kakul itu.
Dua lembaga itu adalah Badan Keamanan Nasional (NSA), yang bertugas menyadap dan menganalisis seluruh sinyal komunikasi elektronik di rumah tersebut, serta Badan Intelijen-Geospasial Nasional (NGA), yang bertugas mengumpulkan, mengembangkan, dan menganalisis citra satelit yang menggambarkan lokasi tersebut.
The Huffington Post, mengutip pernyataan Gedung Putih, mengatakan, pihak intelijen dan militer mengandalkan citra satelit dan ”teknologi sangat maju yang masih dirahasiakan” untuk mengembangkan citra satelit itu menjadi informasi yang meyakinkan bahwa Osama berada di dalam rumah itu.
Dari hasil analisis citra satelit ini, militer AS bisa membangun replika rumah tersebut, lengkap dengan seluruh detail, seperti tinggi tembok yang mengelilingi rumah itu. Replika itu dibangun di kompleks Pangkalan Udara Baghram, Afganistan, awal April, sebagai sarana latihan akhir pasukan SEALs.
Menurut pakar penginderaan jarak jauh dari Universitas Chiba, Jepang, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, sangat mungkin AS menggunakan satelit mata-mata yang mampu menampilkan citra di balik dinding rumah.
Josaphat mengatakan kepada Kompas, Rabu, satelit yang dilengkapi sensor gelombang mikro di bawah frekuensi S-band mampu melihat menembus dinding yang terbuat dari berbagai jenis bahan bangunan, mulai dari batu bata, adonan tanah, hingga beton.
Mitch Derman dari lembaga analisis intelijen i2 menambahkan, pihak intelijen AS juga menggunakan perangkat lunak analisis jaringan sosial untuk merangkai berbagai informasi intelijen yang seolah tak berkaitan menjadi memiliki pola yang bisa diikuti. Perangkat lunak ini pernah digunakan untuk melacak Saddam Hussein.
Perangkat identifikasi
Untuk mengidentifikasi sasaran yang berhasil mereka lumpuhkan, pasukan SEALs, yang menyerang rumah Osama, juga dilengkapi dengan perangkat biometrik genggam Secure Electronic Enrollment Kit II (SEEK II). Alat seberat kurang dari 1,8 kilogram itu mampu memindai bagian iris mata, sidik jari, dan wajah, kemudian mengirimkan secara nirkabel ke markas mereka untuk dicocokkan dengan basis data identitas buronan Biro Investigasi Federal AS (FBI).
Untuk memastikan identifikasi ini, tim penyerang juga diduga dilengkapi dengan perangkat tes DNA portabel, yang mampu mengeluarkan hasil komparasi DNA hanya dalam waktu dua jam.
Akhir 2010, tim dari University of Arizona memperagakan sebuah alat yang mampu menyelesaikan tes DNA ini dalam waktu dua jam. Padahal, tes DNA lazimnya butuh waktu hingga 14 hari. Diduga kuat, militer AS telah memiliki alat semacam ini.
Source : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar