Kamis, 23 Desember 2010

Tanya - Jawab seputar hadits ttg bermaafan sebelum ramadhan.

Tradisi Bermaafan Sebelum Puasa

Assalamualaikum wr wb ustadz,

Pertanyaan saya sebagai berikut:

Apakah bermaaf-mafan sebelum memasuki bulan Ramadhan sejalan dengan
Hadis Rosululloh SAW? Bila ya, bisa ustadz tolong jelaskan dengan
hadisnya.
NHLB

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sepanjang apa yang kami ketahui, sampai saat ini -wallahu a'lam- kami
masih belum menemukan nash hadits yangmenyebutkan bahwa Rasulullah SAW
memerintahkan atau mencontohkan kita untuk saling bermaafan, khususnya
pada saat menjelang masuknya bulan Ramadhan.

Entahlah barangkali ada ustadz atau ulama hadits yang menemukan
dalilnya. Tentu kalau ada dan shahih serta eksplisit redaksinya, kita
pun perlu untuk melakukannya.

Adapun bermaaf-maafan secara umum, tidak terkait dengn masuknya bulan
Ramadhan, sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi. Begitu banyak dalil
untuk meminta maaf dan memberi maaf. Salah satunya adalah firman Allah
SWT berikut ini:

Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan
perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS.
Al-Baqarah: 109)

Demikian juga di dalam ayat lain disebutkan bahwa memaafkan orang lain
adalah sifat orang bertaqwa. Sementara tujuan kita berpuasa adalah juga
agar kita menjadi orang yang bertaqwa.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. Ali Imran:
132-133)

Di dalam ayat lain, disebutkan bahwa memaafkan kesalahan orang lain itu
mendekatkan kita kepada sifat taqwa. Dan taqwa adalah tujuan dari kita
berpuasa.

Dan memberi maaf itu lebih dekat kepada takwa. (QS. Al-Baqarah: 237)

Memaafkan kesalahan orang lain adalah sebuah ibadah yang mulia. Dan
sebagai muslim, Allah SWT telah mewajibkan kita untuk memberi maaf
kepada orang lain. Sehingga hukum memberi maaf itu adalah wajib 'ain,
sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.(QS. Al-A'raf: 199)

Selain itu, memaafkan kesalahan orang lain yang telah berbuat salah itu
akan diganjar oleh Allah SWT dengan ampunan atas dosa-dosa kita kepada
Allah.

Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak
ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (QS. An-Nuur: 22)

Meski pun seorang yang dizalimi dibenarkan untuk membalas, namun
memaafkanjauh lebih baik, di mana Allah akan memberi ganjaran dan
pahalatersendiri.

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang
siapa mema'afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. Asy-Syura:
40)

Even untuk Saling Memaafkan

Secara umum saling bermaafan itu dilakukan kapan saja, tidak harus
menunggu even Ramadhan atau Idul Fithri. Karena memang tidak ada hadits
atau atsar yang menunjukkan ke arah sana.

Namun kalau kita mau telusuri lebih jauh, mengapa sampai muncul trend
demikian, salah satu analisanya adalah bahwa bulan Ramadhan itu adalah
bulan pencucian dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang hal itu.

Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang
menegakkan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka Allah telah mengampuni
dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)

Kalau Allah SWT sudah menjanjikan pengampunan dosa, maka tinggal
memikirkan bagaimana meminta maaf kepada sesama manusia. Sebab dosa yang
bersifat langsung kepada Allah SWT pasti diampuni sesuai janji Allah
SWT, tapi bagaimana dengan dosa kepada sesama manusia?

Jangankan orang yang menjalankan Ramadhan, bahkan mereka yang mati
syahid sekalipun, kalau masih ada sangkutan dosa kepada orang lain,
tetap belum bisa masuk surga. Oleh karena itu, biar bisa dipastikan
semua dosa terampuni, maka selain minta ampun kepada Allah di bulan
Ramadhan, juga meminta maaf kepada sesama manusia, agar bisa lebih
lengkap. Demikian latar belakangnya.

Maka meski tidak ada dalil khusus yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW
melakukan saling bermafaan menjelang Ramadha, tetapi tidak ada salahnya
bila setiap orang melakukannya. Memang seharusnya bukan hanya pada
momentum Ramadhan saja, sebab meminta maaf itu dilakukan kapan saja dan
kepada siapa saja.

Idealnya yang dilakukan bukan sekedar berbasa-basi minta maaf atau
memaafkan, tetapi juga menyelesaikan semua urusan. Seperti hutang-hutang
dan lainnya. Agar ketika memasuki Ramadhan, kita sudah bersih dari
segala sangkutan kepada sesama manusia.

Beramaafan boleh dilakukan kapan saja, menjelang Ramadhan, sesudahnya
atau pun di luar bulan itu. Dan rasanya tidak perlu kita sampai
mengeluarkan vonis bid'ah bila ada fenomena demikian, hanya lantaran
tidak ada dalil yang bersifat eksplisit.

Sebab kalau semua harus demikian, maka hidup kita ini akan selalu
dibatasi dengan beragam bid'ah. Bukankah ceramah tarawih, ceramah
shubuh, ceramah dzhuhur, ceramah menjelang berbuka puasa, bahkan
kepanitiaan i'tikaf Ramadhan, pesantren kilat Ramadhan, undangan berbuka
puasa bersama, semuanya pun tidak ada dalilnya yang bersifat eksplisit?

Lalu apakah kita akan mengatakan bahwa semua orang yang melakukan
kegiatan itu sebagai ahli bid'ah dan calon penghuni neraka? Kenapa jadi
mudah sekali membuat vonis masuk neraka?

Apakah semua kegiatan itu dianggap sebagai sebuah penyimpangan esensial
dari ajaran Islam? Hanya lantaran dianggap tidak sesuai dengan apa
terjadi di masa nabi?

Kita umat Islam tetap bisa membedakan mana ibadah mahdhah yang esensial,
dan mana yang merupakan kegiatan yang bersifat teknis non formal. Semua
yang disebutkan di atas itu hanya semata kegiatan untuk memanfaatkan
momentum Ramadhan agar lebih berarti. Sama sekali tidak ada kaitannya
dengan niat untuk merusak dan menambahi masalah agama.

Namun kita tetap menghormati kecenderungan saudara-saudara kita yang
gigih mempertahankan umat dari ancaman dan bahaya bid'ah. Isnya Allah
niat baik mereka baik dan luhur.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Mau belajar Al-Islam dan berita2 sekitar dunia Islam ?? silahkan klik disini : tauziyah-subscribe@yahoogroups.com Atau mau melihat artikel sebelumnya

Sumber : www.tauziyah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar